Dalam artikel ini Anda akan mempelajari lebih lanjut tentang Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berkutat pada pemahaman mengenai masyarakat dan individu-individu di dalamnya, yang terdapat dalam sosiologi.
Sosiologi membahas berbagai macam proses sosial masyarakat, perubahan-perubahannya, dan seluruh realitas yang berlangsung di dalamnya.
Namun tahukah anda apa itu ilmu? Apakah sama antara ilmu dan pengetahuan?
DAFTAR ISI
Pengertian Ilmu Pengetahaun
Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang memiliki ciri-ciri tertentu sehingga dapat dibedakan antara ilmu yang satu dan yang lainnya. Adapun pengetahuan ialah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indera.
Hal ini juga merupakan sesuatu yang diketahui dari hasil bernalar dan pengalaman yang dapat dibedakan antara kepercayaan (beliefs), takhayul (superstitions), dan khayalan (idea).
Pengetahuan berasal dari kata tahu, yang berarti mengetahui sesuatu, kemudian diyakini oleh manusia. Setelah meyakini rasa tahu tersebut, disepakati bersama dalam sebuah ilmu.
Pengetahuan (knowledge) berbeda dengan ilmu pengetahuan (science). Pengetahuan bersifat abstrak karena lahir dari renunganrenungan. Adapun ilmu pengetahuan bersifat empiris (berdasarkan pengalaman indera).
Contoh ilmu pengetahuan ialah matematika dan fisika, sedangkan contoh pengetahuan ialah agama dan kepercayaan yang berada di luar jangkauan pengalaman manusia.
Ilmu pengetahuan harus memiliki suatu hakikat dan tujuan tertentu, termasuk upayanya dalam menegakkan kebenaran.
Oleh karena banyak ilmu yang bermula dari pengetahuan manusia, apakah pengetahuan manusia tersebut dapat digolongkan sebagai ilmu pengetahuan? Padahal pengetahuan yang digolongkan menjadi ilmu itu bersifat ilmiah (scientific) dan objektif (objective)? Pertanyaan tersebut bertujuan untuk mengukur tingkat keilmiahan dan keobjektifan pengetahuan manusia.
Untuk lebih jelasnya, perlu diketahui seperti apa pengetahuan ilmiah dan objektif tersebut. Jadi, unsur pokok dari ciri-ciri keilmuan ditentukan sebagai sesuatu yang ingin diketahui atau sesuatu yang menjadi objek kajiannya.
Misalnya, secara ontologis, sosiologi mencoba untuk mengetahui masyarakat. Secara epistemologis, sosiologi menggunakan metode-metode dalam pengamatannya. Secara aksiologis, sosiologi mencoba untuk mencapai tujuan setelah diketahui sifat-sifat masyarakat.
Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan
Secara sederhana, ciri-ciri keilmuan (scientific) didasarkan pada jawaban yang diberikan ilmu terhadap ketiga pertanyaan pokok yang mencakup sebagai berikut.
- Apa yang ingin diketahui (ontologi)?
- Bagaimana cara mendapatkan pengetahuan (epistemologi)?
- Apa nilai kegunaan dari pengetahuan tersebut bagi kita (aksiologi)?
Sesuatu yang ingin diketahui dari sebuah ilmu pengetahuan ialah suatu hal yang menjadi bidang kajiannya. Untuk mendapatkannya akan dilakukan melalui proses yang dinamakan metode ilmiah.
Adapun dari apa yang didapatkan tersebut harus memiliki nilai guna yang dapat menunjang kehidupan manusia. Jika dilihat dari aspek kebutuhannya, ada sejumlah kebutuhan hierarkis, misalnya kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.
Hal ini telah menjadikan manusia sebagai makhluk hidup yang keberadaan dan dinamika hidupnya senantiasa menyukai dan membutuhkan kehadiran sesamanya. Kecenderungan menyukai dan membutuhkan kehadiran sesamanya itu merupakan salah satu kebutuhan dasar baginya, yaitu yang disebut kebutuhan sosial (social need).
Manusia telah menjadikan dirinya hidup berkelompok dan membentuk suatu masyarakat yang selalu berinteraksi serta terorganisasi. Semua itu dilakukan manusia semata-mata untuk memenuhi kebutuhan dalam rangka mempertahankan hidupnya di muka bumi.
Kedinamisan manusia terwujud dalam perubahan yang telah membuatnya sebagai makhluk yang serba bervariasi, seperti tempat tinggal yang bervariasi, ras yang bervariasi, dan kebudayaan nya yang bervariasi. Oleh karena itu, studi manusia dan masyarakat tidak cukup hanya menggunakan satu disiplin ilmu, tetapi membutuhkan banyak disiplin ilmu sehingga setiap ilmu secara khusus dapat menelaah setiap perkembangan dimensi yang dimiliki manusia.
Sejarah Perkembangan Sosiologi
Sosiologi merupakan salah satu cabang ilmu sosial. Adapun yang dimaksud dengan ilmu sosial ialah keseluruhan disiplin ilmu yang berhubungan dengan manusia, yang di dalamnya terdapat unsur dalam membentuk kehidupan masyarakat dan budaya. Seperti ilmu-ilmu sosial yang lain, pada awalnya sosiologi merupakan bagian dari filsafat sosial.
Hal ini disebabkan karena pada saat itu pembahasan tentang masyarakat hanya berkisar pada hal-hal yang menarik perhatian umum saja, seperti perang, konflik sosial, dan kekuasaan dalam kelas-kelas penguasa.
Dengan demikian pada perkembangan selanjutnya, pembahasan tentang masyarakat, meningkat pada cakupan yang lebih mendalam, yakni menyangkut Susunan kehidupan yang diharapkan, dan norma-norma yang harus ditaati oleh seluruh anggota masyarakat.
Pada abad ke-19, seorang filsuf Prancis bernama Auguste Comte (1798–1857) mengemukakan kekhawatirannya atas keadaan masyarakat Prancis setelah pecahnya Revolusi Prancis.
Dampak revolusi tersebut, selain menimbulkan perubahan positif dengan munculnya iklim demokrasi, revolusi juga telah mendatangkan perubahan negatif berupa konflik antarkelas yang mengarah pada anarkisme di dalam masyarakat Prancis.
Konflik ini dilatar belakangi oleh ketidaktahuan masyarakat nya dalam mengatasi perubahan atau hukum-hukum seperti yang dapat digunakan untuk mengatur stabilitas masyarakat.
Atas dasar ini, Comte menyarankan agar penelitian tentang masyarakat perlu ditingkatkan menjadi sebuah ilmu yang berdiri sendiri dengan penelitiannya yang didasarkan pada metode ilmiah.
Dari sinilah lahir sosiologi sebagai ilmu yang paling muda dalam ilmu-ilmu sosial. Istilah sosiologi dipopulerkan Comte dalam bukunya yang berjudul Cours de Philosophie Positive (1830), yang dalam buku tersebut dijelaskan bahwa objek sosiologi ialah manusia atau masyarakat secara keseluruhan.
Dengan demikian, Auguste Comte bisa dikategorikan sebagai salah satu pendiri sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu, tentunya memiliki kriteria-kriteria keilmuan, yaitu sebagai berikut.
- Empiris, yang penelitiannya tentang masyarakat didasarkan pada hasil observasi (pengalaman).
- Teoretis, dibangun dari konsep-konsep hasil observasi dan logis serta memiliki tujuan untuk menjelaskan hubungan sebab–akibat.
- Kumulatif, yang teorinya dibangun berdasarkan teori-teori sebelumnya dengan tujuan memperbaiki, memperluas, dan memperhalus teori lama.
- Nonetis, dilakukan bukan untuk mencari baik buruknya suatu fakta, melainkan menjelaskannya secara analitis.
Macam-mancam Ilmu Sosiologi
Sejalan dengan perkembangan masyarakat yang ditandai dengan semakin kompleksnya unsur-unsur kemasyarakatan, sosiologi dipersempit menjadi bidang-bidang:
- Sosiologi Industri,
- Sosiologi Ekonomi,
- Sosiologi Kesehatan,
- Sosiologi Militer,
- Sosiologi Politik,
- Sosiologi Pendidikan,
- Sosiologi Budaya,
- Sosiologi Agama,
- Sosiologi Perkotaan dan Pedesaan,
- Sosiologi Hukum, dan
- Sosiologi Pertanian.