11 Cabang Sosiologi Paling Penting dan Pengertiannya

Cabang Sosiologi dan Pengertiannya- Sosiologi mempelajari struktur dan proses sosial, termasuk di dalamnya perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur pokok dalam masyarakat.

Unsur-unsur pokok dalam masyarakat itu meliputi kaidah-kaidah (norma-norma kemasyarakatan), lembagalembaga, kelompok-kelompok, serta lapisan-lapisan dalam masyarakat.

Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh timbal balik antara kehidupan ekonomi dengan kehidupan politik, antara hukum dengan kehidupan beragama, antara aspek kehidupan beragama dengan masalah ekonomi, dan sebagainya.

Sebuah konsep pemikiran lain yang lebih rinci, sehingga membuat kajian sosiologi bersinggungan dengan berbagai cabang ilmu lain disampaikan oleh Hassan Shadily dalam bukunya yang berjudul
Sosiologi Masyarakat Indonesia.

Sosiologi Menurut Shadily

Di dalam bukunya,  Shadily mengartikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antarmanusia yang menguasai kehidupan; dengan mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuk dan tumbuh; serta berubahnya perserikatan-perserikatan, kepercayaan dan keyakinan.

Untuk menganalisis cara hidup dan bergaul manusia perlu dipelajari sifat-sifat biologi manusia, seperti perasaan lapar, sakit, takut, dan kebutuhan seks yang lebih banyak diatur oleh peradaban masyarakat. Analisis seperti ini, akhirnya melahirkan cabang-cabang sosiologi.

Cabang Ilmu Sosiologi

Artikel ini memuat kurang lebih 11 cabang ilmu sosiologi dan pengertiannya menurut para ahli. Namun bukan berti bahwa cabang ilmu sosiologi hanya terbatas pada 11 disiplin ilmu yang akan disebutkan nanti.

Read More

Melainkan ini hanya beberapa contoh cabang-cabang ilmu sosiologi yang ada dan dikenal luas. Disiplin ini terus berkembang, dan penelitian dalam sosiologi terus memunculkan cabang-cabang baru seiring perubahan sosial dan kebutuhan penelitian.

1. Kriminologi

Pengertian kriminologi adalah studi ilmiah tentang kejahatan, perilaku kriminal, dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Ahli-ahli dalam bidang ini memiliki beragam pandangan tentang kriminologi. Beberapa pendapat ahli terkemuka tentang pengertian kriminologi meliputi:

  1. Edwin H. Sutherland: Edwin Sutherland, seorang kriminolog terkenal, mengembangkan konsep “teori pembelajaran differential” yang menyatakan bahwa perilaku kriminal dipelajari melalui interaksi sosial dengan orang-orang yang terlibat dalam tindakan kriminal. Baginya, kriminologi adalah studi tentang proses pembelajaran perilaku kriminal.
  2. Cesare Lombroso: Lombroso adalah seorang kriminolog terkenal pada abad ke-19 yang menciptakan konsep atavisme kriminal,” yaitu gagasan bahwa individu yang melakukan kejahatan memiliki ciri-ciri fisik yang mirip dengan manusia primitif. Bagi Lombroso, kriminologi adalah studi tentang karakteristik fisik dan sifat kriminal individu.
  3. Emile Durkheim: Durkheim, seorang sosiolog terkemuka, menganggap kriminologi sebagai studi tentang fungsi sosial kejahatan dalam masyarakat. Baginya, kejahatan adalah bagian alami dari setiap masyarakat dan dapat membantu menjaga keseimbangan sosial.
  4. Travis Hirschi: Hirschi mengembangkan teori ikatan sosial yang menyatakan bahwa individu yang memiliki ikatan sosial yang kuat dengan masyarakat cenderung kurang cenderung melakukan tindakan kriminal. Bagi Hirschi, kriminologi adalah studi tentang bagaimana hubungan sosial mempengaruhi perilaku kriminal.
  5. Edwin Sutherland: Sutherland mengembangkan konsep “white-collar crime” (kejahatan berkerah putih) yang merujuk kepada tindakan kriminal yang dilakukan oleh individu di dalam institusi-institusi yang dihormati dalam masyarakat, seperti perusahaan besar. Bagi Sutherland, kriminologi juga harus memperhatikan jenis kejahatan ini.

Pengertian kriminologi dapat bervariasi tergantung pada pendekatan teoritis dan metodologi yang digunakan oleh ahli kriminologi tersebut. Secara umum, kriminologi adalah studi interdisipliner yang mencoba untuk memahami asal-usul, penyebab, serta dampak kejahatan dan perilaku kriminal dalam masyarakat. Ini mencakup aspek-aspek seperti teori-teori kejahatan, statistik kriminal, psikologi kriminal, dan faktor-faktor sosial yang berkontribusi pada kejahatan.

2. Demografi

Pengertian demografi adalah studi ilmiah tentang populasi manusia dan perubahan-perubahan dalam komposisi, distribusi, pertumbuhan, dan karakteristik demografi populasi. Ahli-ahli dalam bidang ini memiliki beragam pandangan tentang demografi. Berikut adalah beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian demografi:

  1. Frank W. Notestein: Frank Notestein adalah seorang demografer terkenal yang memainkan peran penting dalam perkembangan studi demografi modern. Ia mendefinisikan demografi sebagai “ilmu sosial yang mempelajari perubahan populasi dari waktu ke waktu serta faktor-faktor yang berkontribusi pada perubahan tersebut.”
  2. Philip Hauser: Philip Hauser, seorang demografer Amerika Serikat, menggambarkan demografi sebagai “ilmu yang mempelajari distribusi dan perubahan ukuran, komposisi, dan struktur populasi serta proses-proses dasar yang memengaruhinya.”
  3. Dudley Kirk: Dudley Kirk, seorang demografer asal Inggris, menggambarkan demografi sebagai “studi ilmiah tentang manusia dalam kelompok-kelompok besar.”
  4. Kingsley Davis: Kingsley Davis adalah seorang demografer terkenal yang menganggap demografi sebagai “ilmu yang mempelajari populasi manusia dalam hal perubahan yang terkait dengan laju kelahiran, kematian, dan migrasi.”
  5. John May: John May, seorang demografer, mendefinisikan demografi sebagai “studi ilmiah tentang populasi manusia, terutama mengenai ukuran, komposisi, dan distribusi spasial populasi serta perubahan dalam populasi tersebut yang disebabkan oleh kelahiran, kematian, migrasi, dan interaksi sosial.”

Demografi adalah bidang ilmu sosial yang menggabungkan berbagai metode penelitian, statistik, dan teori untuk memahami populasi manusia dalam konteks sosial, ekonomi, dan lingkungan. Tujuannya adalah untuk menganalisis dan memahami bagaimana populasi manusia berubah seiring waktu serta bagaimana perubahan tersebut dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk kebijakan publik, kesejahteraan sosial, dan perkembangan ekonomi.

3. Ekologi Manusia

Pengertian ekologi manusia adalah studi tentang hubungan antara manusia dan lingkungan alam mereka, termasuk interaksi sosial, budaya, ekonomi, dan politik manusia dengan lingkungan fisik. Ahli-ahli dalam bidang ini memiliki beragam pandangan tentang ekologi manusia. Berikut beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian ekologi manusia:

  1. Julian Steward: Julian Steward adalah salah satu tokoh penting dalam perkembangan konsep ekologi manusia. Ia mendefinisikan ekologi manusia sebagai “studi ilmiah tentang cara manusia mempengaruhi lingkungannya dan bagaimana lingkungan mempengaruhi manusia.”
  2. Leslie White: Leslie White, seorang antropolog terkenal, menggambarkan ekologi manusia sebagai “studi tentang hubungan antara budaya manusia dan lingkungan alam, dengan penekanan pada cara-cara di mana manusia mengubah dan beradaptasi terhadap lingkungan.”
  3. Roy Rappaport: Roy Rappaport, seorang antropolog budaya, berfokus pada konsep “ekologi budaya” dan menggambarkan ekologi manusia sebagai “studi tentang interaksi kompleks antara manusia, budaya mereka, dan lingkungan alam mereka.”
  4. Eleanor Leacock: Eleanor Leacock, seorang antropolog feminis, mengakui peran penting gender dalam ekologi manusia. Ia menganggap ekologi manusia sebagai “studi tentang bagaimana faktor-faktor gender memengaruhi peran dan tanggung jawab dalam hubungan manusia dengan lingkungan.”
  5. Manfredo Manfredo: Manfredo Manfredo, seorang ilmuwan sosial, menekankan pentingnya studi ekologi manusia dalam konteks pelestarian lingkungan. Ia mendefinisikan ekologi manusia sebagai “studi tentang interaksi manusia dengan lingkungan alam yang bertujuan untuk memahami bagaimana manusia dapat berperan dalam pelestarian lingkungan.”

Ekologi manusia mencakup berbagai aspek, termasuk budaya, sosial, ekonomi, dan politik, serta dampak manusia terhadap ekosistem dan lingkungan alam. Studi ekologi manusia bertujuan untuk memahami bagaimana perilaku manusia dan sistem nilai budaya memengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan fisik, dan bagaimana hal ini dapat membantu dalam menghadapi tantangan pelestarian lingkungan dan keberlanjutan.

4. Ekologi Politik

Pengertian ekologi politik adalah cabang ilmu yang mengkaji interaksi antara sistem politik dan lingkungan alam. Ahli-ahli dalam bidang ini memiliki beragam pandangan tentang pengertian ekologi politik. Berikut beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian ekologi politik:

  1. Robert E. Goodin: Robert E. Goodin, seorang ilmuwan politik terkenal, mendefinisikan ekologi politik sebagai “studi tentang interaksi antara sistem politik, pengambilan keputusan, dan masalah-masalah lingkungan alam, termasuk cara-cara di mana pemerintah dan masyarakat bergerak dalam menjawab tantangan-tantangan lingkungan.”
  2. Robyn Eckersley: Robyn Eckersley, seorang ahli ekologi politik, menggambarkan ekologi politik sebagai “studi tentang hubungan antara sistem politik dan lingkungan alam, dengan fokus pada isu-isu seperti pelestarian lingkungan, keberlanjutan, konflik sumber daya, dan tindakan politik untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.”
  3. John Dryzek: John Dryzek, seorang ilmuwan politik, berfokus pada konsep “demokrasi ekologis” dan mendefinisikan ekologi politik sebagai “studi tentang bagaimana kebijakan dan sistem politik mempengaruhi lingkungan alam, serta upaya-upaya untuk menciptakan demokrasi yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.”
  4. Paul Robbins: Paul Robbins, seorang ahli ekologi politik, menganggap ekologi politik sebagai “studi tentang konflik dan kooperasi dalam pengelolaan sumber daya alam, serta peran politik dan kebijakan dalam pemecahan masalah lingkungan.”
  5. Joan Martinez-Alier: Joan Martinez-Alier, seorang ekonom ekologi, menggambarkan ekologi politik sebagai “kajian tentang ketidaksetaraan ekologis, yaitu ketidaksetaraan dalam akses dan dampak terhadap sumber daya alam, serta peran politik dalam menangani masalah ini.”

    Ekologi politik mencakup berbagai aspek, termasuk konflik sumber daya, kebijakan lingkungan, isu-isu keberlanjutan, demokrasi berkelanjutan, dan peran pemerintah dalam pelestarian lingkungan. Studi ekologi politik bertujuan untuk memahami bagaimana kebijakan politik, pengambilan keputusan, dan sistem politik secara keseluruhan memengaruhi lingkungan alam dan bagaimana isu-isu lingkungan memengaruhi politik dan kebijakan.

    5. Psikologi Sosial

    Pengertian psikologi sosial adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari interaksi antara individu dengan lingkungan sosialnya. Ahli-ahli dalam bidang ini memiliki beragam pandangan tentang pengertian psikologi sosial. Berikut beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian psikologi sosial:

    1. Gordon W. Allport: Gordon Allport, seorang psikolog sosial terkemuka, menggambarkan psikologi sosial sebagai “ilmu yang mempelajari cara-cara individu memengaruhi dan dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, dan perilaku individu lain dalam situasi sosial.”
    2. Kurt Lewin: Kurt Lewin, seorang psikolog sosial yang memainkan peran penting dalam perkembangan psikologi sosial modern, menganggap psikologi sosial sebagai “studi tentang dinamika kelompok, perubahan sosial, dan peran individu dalam mengubah situasi sosial.”
    3. Elliot Aronson: Elliot Aronson, seorang psikolog sosial terkemuka, mendefinisikan psikologi sosial sebagai “studi tentang bagaimana pikiran, perasaan, dan perilaku individu dipengaruhi oleh hadirnya orang lain dan bagaimana individu tersebut mempengaruhi orang lain dalam situasi sosial.”
    4. Morton Deutsch: Morton Deutsch, seorang psikolog sosial dan ahli dalam studi konflik, menggambarkan psikologi sosial sebagai “studi tentang konflik, kerjasama, dan interaksi sosial, serta cara-cara untuk mengatasi ketegangan dan perbedaan antara individu dan kelompok.”
    5. Elliott Aronson, Timothy D. Wilson, dan Robin M. Akert: Dalam buku teks mereka, “Social Psychology,” mereka menggambarkan psikologi sosial sebagai “studi ilmiah tentang cara-cara individu memengaruhi, dipengaruhi oleh, dan berpikir tentang orang lain dalam situasi sosial.”

    Psikologi Sosial mencakup studi tentang bagaimana individu memahami, merespon, dan berinteraksi dengan orang lain dalam berbagai konteks sosial. Ini melibatkan pemahaman tentang perilaku sosial, persepsi sosial, pengaruh sosial, konformitas, sikap, stereotip, prasangka, konflik sosial, dan banyak aspek lain dari hubungan manusia dalam masyarakat. Tujuan utama dari psikologi sosial adalah memahami faktor-faktor yang memengaruhi perilaku sosial manusia dan bagaimana interaksi sosial memengaruhi individu.

    6. Sosiolinguistik

    Sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari hubungan antara bahasa dan masyarakat, dengan fokus pada bagaimana bahasa digunakan dalam konteks sosial. Para ahli sosiolinguistik telah memberikan berbagai definisi tentang bidang ini, dan berikut adalah beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian sosiolinguistik:

    1. William Labov: William Labov, seorang ahli sosiolinguistik terkemuka, mendefinisikan sosiolinguistik sebagai “ilmu yang mempelajari variasi bahasa dalam hubungannya dengan sosial, dengan tujuan untuk memahami struktur sosial masyarakat.”
    2. Joshua Fishman: Joshua Fishman, seorang ahli dalam bidang sociolinguistic planning (perencanaan sosiolinguistik), menggambarkan sosiolinguistik sebagai “studi tentang bahasa dalam konteks sosial dan politik, termasuk dampak bahasa pada masyarakat serta dampak masyarakat pada bahasa.”
    3. Dell Hymes: Dell Hymes, seorang ahli sosiolinguistik dan antropolog, mendefinisikan sosiolinguistik sebagai “ilmu yang mempelajari cara bahasa digunakan dalam masyarakat dan cara bahasa memainkan peran dalam kehidupan sosial.”
    4. Peter Trudgill: Peter Trudgill, seorang sosiolinguistik terkenal, menggambarkan sosiolinguistik sebagai “studi tentang variasi dalam bahasa, bagaimana variasi ini didistribusikan dalam masyarakat, dan apa arti sosial dari variasi tersebut.”
    5. Penelope Eckert: Penelope Eckert, seorang ahli dalam bidang sosiolinguistik sosial, mendefinisikan sosiolinguistik sebagai “studi tentang bagaimana bahasa digunakan untuk menciptakan makna sosial dan identitas sosial, serta bagaimana bahasa berperan dalam konstruksi sosial masyarakat.”

    Sosiolinguistik mencakup pemahaman tentang cara bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dalam konteks sosial dan bagaimana faktor-faktor sosial seperti kelas sosial, etnisitas, jenis kelamin, dan budaya memengaruhi penggunaan bahasa. Tujuan utama sosiolinguistik adalah memahami hubungan kompleks antara bahasa dan masyarakat serta dampaknya pada identitas individu dan kelompok.

    7. Sosiologi Pendidikan

    Sosiologi pendidikan adalah cabang ilmu sosiologi yang mempelajari sistem pendidikan, lembaga-lembaga pendidikan, dan interaksi sosial yang terjadi di dalamnya. Para ahli sosiologi pendidikan telah memberikan berbagai definisi tentang bidang ini, dan berikut adalah beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian sosiologi pendidikan:

    1. Emile Durkheim: Emile Durkheim, salah satu pendiri sosiologi modern, menggambarkan sosiologi pendidikan sebagai “studi tentang bagaimana pendidikan berperan dalam membentuk masyarakat dan memelihara solidaritas sosial.”
    2. Max Weber: Max Weber, seorang sosiolog terkenal, menganggap sosiologi pendidikan sebagai “studi tentang hubungan antara pendidikan dan struktur sosial, termasuk cara pendidikan memengaruhi stratifikasi sosial.”
    3. Talcott Parsons: Talcott Parsons, seorang sosiolog fungsionalis, mendefinisikan sosiologi pendidikan sebagai “studi tentang bagaimana sistem pendidikan berfungsi dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial tertentu, seperti sosialisasi individu dan seleksi sosial.”
    4. Pierre Bourdieu: Pierre Bourdieu, seorang sosiolog Prancis, menggambarkan sosiologi pendidikan sebagai “studi tentang peran pendidikan dalam reproduksi sosial dan budaya, serta cara pendidikan memengaruhi pembagian kekuatan dan status dalam masyarakat.”
    5. Henry Giroux: Henry Giroux, seorang ahli dalam bidang sosiologi pendidikan kritis, mendefinisikan sosiologi pendidikan sebagai “studi tentang hubungan antara pendidikan, budaya, dan politik, serta bagaimana pendidikan dapat digunakan untuk mengkritisi dan mengubah masyarakat.”

    Sosiologi Pendidikan mencakup pemahaman tentang bagaimana pendidikan berperan dalam membentuk masyarakat, sosialisasi individu, serta bagaimana faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik memengaruhi sistem pendidikan dan hasil pendidikan. Tujuan utama sosiologi pendidikan adalah memahami kompleksitas interaksi sosial yang terjadi di dalam institusi pendidikan dan bagaimana pendidikan memainkan peran dalam menciptakan, memelihara, atau merubah struktur sosial dan ketidaksetaraan.

    8. Sosiologi Ilmu Pengetahuan

    Sosiologi ilmu pengetahuan adalah bidang sosiologi yang mempelajari bagaimana ilmu pengetahuan diproduksi, disebarkan, dan dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan budaya. Para ahli sosiologi ilmu pengetahuan telah memberikan berbagai pendapat tentang pengertian bidang ini. Berikut adalah beberapa pandangan dari para ahli mengenai sosiologi ilmu pengetahuan:

    1. Robert K. Merton: Robert K. Merton, seorang sosiolog terkenal, adalah salah satu tokoh utama dalam pengembangan sosiologi ilmu pengetahuan. Ia menggambarkan sosiologi ilmu pengetahuan sebagai “studi tentang norma-norma, nilai-nilai, dan struktur sosial yang memengaruhi praktik ilmiah, serta dampak ilmu pengetahuan terhadap masyarakat.”
    2. Thomas Gieryn: Thomas Gieryn, seorang sosiolog ilmu pengetahuan, mendefinisikan sosiologi ilmu pengetahuan sebagai “studi tentang apa yang dianggap sebagai ilmu pengetahuan, siapa yang dianggap sebagai ilmuwan, dan bagaimana batasan-batasan ini ditarik dan dipertahankan dalam masyarakat.”
    3. Karim Knorr-Cetina: Karim Knorr-Cetina, seorang sosiolog ilmu pengetahuan, menganggap sosiologi ilmu pengetahuan sebagai “studi tentang praktik-praktik ilmiah sebagai bentuk sosial, budaya, dan intelektual tertentu.”
    4. Steve Fuller: Steve Fuller, seorang sosiolog ilmu pengetahuan, mendefinisikan sosiologi ilmu pengetahuan sebagai “studi tentang bagaimana ilmu pengetahuan dan teknologi diproduksi, difinansikan, dan digunakan dalam masyarakat.”
    5. Karin D. Knorr: Karin D. Knorr, seorang sosiolog ilmu pengetahuan, menggambarkan sosiologi ilmu pengetahuan sebagai “studi tentang bagaimana pengetahuan dihasilkan, disebarkan, dan diterima dalam masyarakat, serta bagaimana proses ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, politik, dan budaya.”

    Sosiologi Ilmu Pengetahuan mencakup pemahaman tentang bagaimana ilmu pengetahuan dan pengetahuan ilmiah diciptakan, dipertahankan, dan berkembang dalam konteks sosial, budaya, dan politik. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi norma, nilai, dan faktor-faktor yang memengaruhi praktik ilmiah, serta untuk memahami bagaimana ilmu pengetahuan berinteraksi dengan masyarakat dan memengaruhi perkembangan sosial dan budaya.

    9. Sosiologi Hukum

    Sosiologi hukum adalah cabang dari ilmu sosiologi yang mempelajari interaksi antara hukum dan masyarakat. Para ahli sosiologi hukum telah memberikan berbagai definisi tentang bidang ini. Berikut adalah beberapa pandangan dari para ahli mengenai pengertian sosiologi hukum:

    1. Max Weber: Max Weber, seorang sosiolog terkenal, menggambarkan sosiologi hukum sebagai “studi tentang bagaimana hukum dan norma-norma hukum memengaruhi perilaku individu dan masyarakat dalam berbagai konteks sosial.”
    2. Émile Durkheim: Émile Durkheim, seorang pendiri sosiologi modern, mendefinisikan sosiologi hukum sebagai “studi tentang bagaimana hukum menciptakan dan memelihara solidaritas sosial dalam masyarakat.”
    3. Niklas Luhmann: Niklas Luhmann, seorang sosiolog Jerman, menganggap sosiologi hukum sebagai “studi tentang peran sistem hukum dalam menjaga stabilitas dan struktur sosial, serta bagaimana hukum berinteraksi dengan sistem sosial secara lebih luas.”
    4. Sally Falk Moore: Sally Falk Moore, seorang ahli antropologi dan sosiologi hukum, menggambarkan sosiologi hukum sebagai “studi tentang cara hukum diimplementasikan dalam masyarakat, bagaimana hukum diinterpretasikan oleh individu dan kelompok, dan dampaknya pada hubungan sosial.”
    5. Roger Cotterrell: Roger Cotterrell, seorang sosiolog hukum, mendefinisikan sosiologi hukum sebagai “studi tentang hubungan antara hukum dan masyarakat, serta bagaimana hukum memengaruhi perilaku individu dan kelompok dalam berbagai konteks sosial.”

    Sosiologi Hukum mencakup pemahaman tentang bagaimana hukum, peraturan, dan norma-norma hukum memengaruhi dan dipengaruhi oleh masyarakat. Ini melibatkan analisis tentang cara hukum diterapkan, interpretasi hukum oleh individu dan kelompok, serta dampak hukum terhadap struktur sosial, konflik, solidaritas, dan keadilan dalam masyarakat. Tujuan utama sosiologi hukum adalah memahami peran hukum dalam menciptakan dan memelihara tatanan sosial serta bagaimana faktor-faktor sosial memengaruhi perkembangan sistem hukum.

    10. Sosiometri

    Sosiometri adalah metode yang digunakan dalam ilmu sosial untuk memetakan dan menganalisis hubungan sosial, struktur kelompok, dan interaksi antarindividu dalam kelompok tertentu. Berikut adalah beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian sosiometri:

    1. Jacob L. Moreno: Jacob L. Moreno adalah tokoh yang dikenal sebagai pendiri sosiometri. Menurut Moreno, sosiometri adalah “studi ilmiah tentang hubungan antara individu dalam kelompok sosial yang digambarkan dalam bentuk diagram atau matriks.”
    2. Claude B. Klassen: Claude B. Klassen, seorang ahli sosiometri, menggambarkan sosiometri sebagai “alat analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi pola-pola hubungan sosial dalam kelompok, termasuk preferensi, antipati, dan interaksi interpersonal.”
    3. Warren H. Schmidt: Warren H. Schmidt, seorang psikolog sosial, mendefinisikan sosiometri sebagai “studi tentang hubungan antaranggota kelompok yang mencakup pilihan, perasaan, dan evaluasi individu terhadap individu-individu lain dalam kelompok.”
    4. J. Wayne Wrightstone: J. Wayne Wrightstone, seorang ahli sosiometri, menganggap sosiometri sebagai “pendekatan ilmiah yang digunakan untuk mengukur dan menganalisis interaksi sosial dalam kelompok, dengan tujuan untuk memahami struktur sosial dan dinamika kelompok.”

    Sosiometri mencakup analisis hubungan sosial dalam konteks kelompok, baik itu kelompok kerja, kelompok belajar, atau kelompok sosial lainnya. Metode sosiometri sering melibatkan penggunaan kuesioner atau wawancara untuk mengumpulkan data mengenai preferensi, hubungan interpersonal, dan dinamika sosial antara anggota kelompok. Analisis sosiometri dapat memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana individu berinteraksi dalam kelompok, dinamika kekuasaan, serta dampaknya pada kinerja kelompok dan hubungan antarpersonal.

    11. Sosiologi Urban

    adalah cabang dari ilmu sosiologi yang mempelajari fenomena sosial dalam konteks perkotaan atau kota. Ahli-ahli sosiologi urban telah memberikan berbagai pandangan tentang pengertian sosiologi urban. Berikut adalah beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian sosiologi urban:

    1. Louis Wirth: Louis Wirth adalah seorang sosiolog terkenal yang telah memberikan kontribusi besar dalam pengembangan sosiologi urban. Ia mendefinisikan sosiologi urban sebagai “studi tentang hubungan sosial yang berkembang di dalam masyarakat kota yang padat penduduk.”
    2. Robert E. Park: Robert E. Park, seorang sosiolog terkemuka dari Sekolah Chicago, menggambarkan sosiologi urban sebagai “studi tentang dinamika sosial dalam kota-kota besar, termasuk interaksi sosial, konflik, dan perubahan sosial.”
    3. Milton M. Gordon: Milton M. Gordon, seorang sosiolog urban, menganggap sosiologi urban sebagai “studi tentang perkembangan kota-kota modern, struktur sosial di dalamnya, serta dampak urbanisasi pada individu dan masyarakat.”
    4. Harvey L. Smith: Harvey L. Smith, seorang ahli sosiologi urban, mendefinisikan sosiologi urban sebagai “kajian tentang kehidupan sosial dalam lingkungan perkotaan, termasuk segala aspek yang memengaruhi kehidupan manusia dalam kota.”
    5. William Foote Whyte: William Foote Whyte, seorang sosiolog urban yang terkenal dengan penelitiannya di daerah Boston, menggambarkan sosiologi urban sebagai “studi tentang perilaku sosial dan struktur sosial di lingkungan perkotaan, dengan penekanan pada kehidupan sehari-hari penduduk kota.”

    Sosiologi Urban mencakup pemahaman tentang dinamika sosial, interaksi antarpersonal, struktur sosial, konflik, dan perubahan sosial dalam konteks perkotaan. Sosiologi urban juga mengkaji berbagai aspek perkotaan, termasuk urbanisasi, stratifikasi sosial, kebijakan perkotaan, masalah sosial perkotaan, serta budaya perkotaan.

    Tujuan utama dari sosiologi urban adalah memahami bagaimana kehidupan sosial dan dinamika sosial berbeda di kota-kota besar dibandingkan dengan daerah pedesaan dan bagaimana perkotaan memengaruhi kehidupan manusia secara keseluruhan.

    Penutup

    Demikian beberapa cabang ilmu Sosiologi yang juga sekaligus memuat pengertian kriminologi, pengertian demografi, pengertian ekologi manusia, pengertianekologi politik, pengertian Psikologi Sosial, pengertian Sosiolinguistik, pengertian Sosiologi Pendidikan, pengertian Sosiologi Imu Pengetahuan, pengertian Sosiologi Hukum, pengertian Sosiometri dan pengertian Sosiologi urban.

    Related posts